Fenomena Panti Pijat Plus-Plus Bermunculan di Batam, Begini Layanannya

Pijat. Foto Ilustrasi

BATAM, RITMENEWS.COM – Usai gempuran Covid-19, kini tempat pijat yang menyuguhkan layanan plus-plus berkedok massage kembali marak di bilangan Batuaji dan Nagoya, Kota Batam, Kepri. Mereka beroperasi di komplek pertokoan dan modusnya beda-beda saat menggaet pria hidung belang.

Seperti di sekitar Ruko Pasar Melayu, Batuaji, setiap malam, wanita berpakaian seksi akan berjejer di depan ruko untuk memanggil para tamu.

Kondisi ini menjadi keluhan masyarakat sekitar khususnya ibu rumah tangga karena terganggu dengan keberadaan tempat pijat yang diketahuinya sebagai sarang praktek prostitusi atau layanan plus-plus.

Ibu rumah tangga merasa khawatir dan keki jika suami ataupun anak lajang mereka terjerumus ke lembah hitam. Sebab keberadaan tempat esek-esek ini sangat berdekatakan ke pemukiman warga. Dan jam operasional panti pijat ini tidak ada batasnya. Bahkan tidak memandang usia, siapa saja bebas keluar masuk.

“Dari dulu seperti itu. Mereka sudah terang-terangan dan duduk di depan ruko sambil panggil pria yang lewat,” kata MM, seorang ibu rumah tangga yang resah dengan keberadaan massage itu, kemarin.

Menurut MM, tak sedikit dari suami warga sekitar yang terjerumus dengan rayuan wanita-wanita binal itu.

“Suami saya seorang buruh kasar. Tiap gajian, setorannya selalu kurang dan banyak alasan. Saya curiga dengannya,” ucapnya.

MM menuturkan, tidak menutup kemungkinan jika suaminya pernah mampir di tempat maksiat itu. Sebab tiap gajian, suaminya hanya menyetor uang sedikit. Dan setelah uang disetor, sang suami jarang betah di rumah.

“Sebelum gajian, suami kadang masih betah di rumah. Namun setelah gajian, dia pergi entah kemana. Saya pun tambah curiga,” ucapnya.

Untuk membuang pikiran negatif bagi ibu rumah tangga, MM meminta agar massage plus-plus itu ditutup. Karena sangat mengganggu ketentraman warga.

“Semua itu hanya pancingan saja. Saya akui bahwa saya tidak secantik gadis malam itu. Dan yang namanya laki-laki pasti suka dengan gadis cantik dan masih muda, inilah yang terkadang meresahkan emak-emak,” tutupnya.

Seperti diketahui, keberadaan massage ini memang berdekatan dengan pemukiman warga. Bahkan dipastikan keberadaannya menyalahi aturan.

Selain di lokasi tersebut, massage layanan plus-plus itu juga berada di Ruko Batavia Sagulung, kios-kios di Lancang Kuning dekat simpang basecamp. Ruko Waheng Batuaji serta ruko di sekitar Mitra Mall, Aviari.

Aktifitas massage plus-plus ini pun sangat terbuka, sehingga siapa saja bisa melakukan massage plus. Biasanya para mucikari akan mendatangkan gadis muda dari luar Kota Batam dan menyediakan tempat tinggal bagi mereka.

Sementara itu, di sejumlah ruko Nagoya, banyak massage baru yang beroperasi. Misalnya di ruko berlantai 6 bilangan Newton yang dilengkapi kolam renang, mereka menawarkan tarif massage berkisar Rp 400.000 hingga Rp 900.000. Konsumen bisa memilih paket yang disepakati.

“Layanan nanti bisa handcop,” kata seorang resepsionis salah satu massage di Komplek Ruko Newton, Batam, belum lama ini.

Ditanya apakah bisa melayani jasa pijat plus-plus, wanita resepsionis itu mengatakan, bisa negosiasi dengan trapisnya mengenai tarifnya.

“Bila mau layanan begituan tinggal nego dengan trapisnya,” paparnya seraya memperlihatkan sederetan foto para wanita pemijat (trapis). “Ini yang mantap layanannya,” kata berpromosi.

Sedangkan untuk ruangan tempat pijat seperti kamar hotel, sehingga sangat privasi. Kondisi ini tidak seperti tempat massage biasanya yang harusnya hanya dibatasi tirai atau gorden.

“Memang banyak tempat massage yang tidak sesuai dengan aturan. Entah, bagaimana pengawasan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Batam, saya tak tahu. Bahkan izin ke RT dan RW saja tak ada. Ini kok bisa beroperasi (massage-massage itu),” ucap salah warga Nagoya.(nai/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *